Asalasah ~ Pertama kali gw ngeliat para pengamen di jepang, langsung gw takjub dan kagum dengan kreatifitas dan niat mereka dalam bermusik...
awalnya gw ga nyangka klo di jepang juga ada pengamen sama seperti di Indonesia, mereka biasanya ngamen di stasiun2/ jalanan2 yang rame. kayak shibuya/kabukicho
bedanya pengamen jepang sama di indonesia, mereka mengamen hanya di satu tempat dan biasanya membawa instrumen lengkap, dan selesai nyanyi mereka biasa tidak meminta duit receh (mungkin bisa disebut juga dengan mengemis)...tetapi para pengamen jepang ini, mereka mengamen di jalanan buat ngejual CD yang mereka rekam dan cetak sendiri (istilahnya ngeburn sendiri
)...
jadi mereka bermusik sambil menggelar CDnya di depan mereka , kalau ada orang yang tertarik dengan musik mereka, maka mereka tinggal membeli CD di depannya aja...
bahkan pernah gw liat pengamen yang penampilannya benar2 modis (gak seperti pengamen pada umumnya, lebih mirip artis malah)
ternyata para pengamen di jepang ini juga termasuk musisi yang keren juga nyiptain lagu, karena biasanya karya mereka bukan main2....ada yang keren juga..., pas pertama kali gw dengar ada lagu yang melow enak banget....instrumennya kayak pake shamisen gitu..
bahkan mereka rela mengamen di jalan agar dapat sukses dikemudian hari, dan 1 hal yang membuat gw berfikir lagi, mungkin juga musisi terkenal jepang saat ini seperti misalnya Laruku juga memulai karir mereka sangat2 dari bawah sekali... (biarpun ga tau faktanya,, xD)...
satu hal yang buat gw kagum sama mereka, mereka tuh ga malu untuk mendulang kesuksesan dari bawah... mungkin pepatah "berakit rakit dahulu bersenang kemudian" itu yang jadi panutan mereka...hehehe
Pengamen di jepang juga sering digusur2 oleh satpolnya jepang....gw pernah lihat ada pengamen di Stasiun Shibuya yang kena razia.
tapi hebatnya, pak polisi itu membungkuk dulu di depan si pengamen yang lagi nyanyi lalu menunggu sampai dia selesai membawakan lagunya.
Selesai satu lagu, pak pulisi tadi membungkuk minta maaf kepada para penonton, lalu mengeluarkan -bukan pentungan tapibuku catatan dan mencatat sesuatu sambil berbisik kepada si pengamen. Si pengamen pun ditunggui membereskan peralatannya, lalu mereka pergi entah kemana. Mungkin ke kantor polisi.
Salut! Entah nanti si pengamen digebuki atau tidak di kantor polisi, tapi cara pak polisi tadi sangatlah simpatik. Menegur pun sambil berbisik dan membelakangi penonton.