Survei Wanita Jepang Mengenai Uang dan Pernikahan Jun 17th 2013, 11:00 Pertanyaan klasik yang sering diutarakan: mana yang lebih penting, cinta ataukah uang? Sebenarnya tidak ada jawaban yang pasti tentang ini, dan semua tergantung pada masing-masing pribadi yang menjalaninya. Namun, pastilah seseorang menginginkan kehidupan yang bahagia, dan bukan memikirkan kedua pilihan tersebut.
Sebuah survey di Jepang yang dilakukan, Daiwa Next Bank dan Starts Publishing Corporation terhadap 532 wanita termasuk 2 pertanyaan menyangkut pernikahan dan uang. Survey ini setidaknya memberikan gambaran bahwa sulit untuk memberikan warna yang jelas terhadap kedua pilihan tersebut.
Pertanyaan 1 : Pernikahan tanpa uang? Pertanyaan yang pertama diajukan kepada para wanita adalah, "Maukah Anda menikah tanpa uang?" Dalam bahasa yang lebih sopan bisa diartikan, bahwa uang bukan segalanya dan cinta adalah hal terpenting dalam sebuah hubungan. Dan hasilnya : Sebanyak 72% mengatakan tidak dan sisanya 28% menyatakan ya.
Poling tersebut menunjukkan bahwa sejumlah 72% responden tersebut yang terdiri dari berbagai macam usia lebih memahami realitas kehidupan sehari-hari dimana mereka memahami pernikahan sebagai sebuah hal yang harus dibangun dengan usaha. Dan pelaksanaan usaha itu terkait dengan pencukupan kebutuhan diri dan pasangan. Terlebih bagi yang memiliki anak, pastilah memiliki harapan untuk mencukupi kebutuhan mereka. dan itu memerlukan biaya. Sedangkan bagi yang menyatakan "ya" mereka cenderung lebih optimis terhadap kehidupan masa depan mereka. Mereka menganggap bahwa "pernikahan tidak harus dengan uang, usaha dan kerja bersama bisa dilakukan kemudian. Namun tentu saja, pada prakteknya ketika memulai kehidupan baru dengan sosok yang ada cintai, tanpa uang di tangan Anda, tentunya tidak akan mudah.Pertanyaan 2 : Berapa idealnya pendapatan pasangan Anda?Pertanyaan kedua yang diajukan pada polling ini adalah "Idealnya, berapa besar pendapatan yang Anda inginkan dari pasangan ? Meskipun pertanyaan ini sedikit sensitif, namun banyak orang tidak ingin terlihat rakus dan terkesan materialistis dalam memberi penilaian terhadap pasangan ataupun calon pasangan mereka berdasarkan gaji dan pendapatan mereka. Lalu hasilnya adalah sebagai berikut.Dari tabel diatas, terlihat bahwa banyak wanita Jepang menginginkan partner hidup yang memiliki pendapatan 6 juta yen (setara dengan $67.000) pertahun. Meskipun demikian, hal tersebut tidak terlalu masuk akal karena berdasar survey Kantor Pajak Jepang pada tahun 2010, pendapatan rata-rata pria Jepang pada usia awal 30-an adalah sebesar 4.32 juta yen ($48.000) dan 5.05 juta yen ($57.000) pada akhir usia 30-an tahun. Hal ini tentu saja memberikan gambaran antara harapan wanita Jepang terhadap pria dengan kondisi riil sebenarnya yang terjadi di lapangan. Namun demikian, perlu Anda pahami juga bahwa ketika seseorang mengikutsertakan perasaan dan cinta, wanita-wanita tersebut menginginkan keamanan dalam pernikahan, dalam hal ini terkait dengan masalah ekonomi. Karena, saat ini ekonomi Jepang sedang mengalami krisis, dan wanita memiliki harapan terhadap kelangsungan kehidupan bersama pasangannya nanti.Hasil survey tersebut barangkali hanya memberikan sekelumit gambaran bagi Anda terhadap kehidupan wanita Jepang dan ekspektasinya akan pasangan hidupnya. Dan tentunya, penghargaan besar bagi para wanita yang memiliki keinginan kuat serta kemampuan managerial yang baik dalam mengatur keuangan untuk pernikahan mereka, dan tentunya bagi pria ini menjadi pengingat bahwa tugas mereka sebagai kepala keluarga kelak bukanlah tugas yang mudah dan memerlukan persiapan sejak dini serta matang. Selamat mempersiapkan masa depan! (jn) | |